Jumat, 28 Desember 2012

Logika Mumun

Suatu malam, saat bulan sedang purnama, si MUMUN berkumpul dengan beberapa temannya. Mereka sedang bermain bersama menikmati indahnya bulan purnama. 

Saat mereka asyik bermain, tiba-tiba si MUMUN bertanya kepada teman-temannya, “Menurut kalian, manakah yang lebih penting? Bulan atau Matahari?“

Dengan spontan salah seorang temannya menjawab, “Tentu saja tidak ada yang lebih penting diantara keduanya. Keduanya sama-sama pentingnya bagi kehidupan kita.“ 

“Kalau menurutku,“ kata si MUMUN, “Bulan lebih penting dari matahari. Karena, malam hari keadaannya gelap. Dan ketika muncul bulan seperti sekarang ini, malam menjadi terang. Kita pun akhirnya bisa bermain bersama seperti saat ini. Kehadiran bulan dimalam hari sangat penting artinya. Sedangkan siang hari keadaannya sudah terang. Jadi menurutku kehadiran matahari tidak begitu penting. Coba kalo matahari muncul di malam hari. Tentu akan lebih bermanfaat bagi kita.“ 

Jumat, 21 Desember 2012

Malin Kundang

Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Kamis, 20 Desember 2012

Bima Bungkus

Anak Pandu dan Kunti yang lahir dalam bungkus dibuang ke hutan Krendawahana, karena tidak ada senjata yang mampu membuka bungkus itu.

Destarata ayah para Kurawa menyuruh para Kurawa untuk memusnahkan dengan cara berpura-pura membantu membuka bungkus itu, namun tidak berhasil. Sedangkan di pertapaan Rhatawu Bagawan Abiyasa mendapat pertanyaan dari cucunya, Raden Premadi, yang menanyakan keadaan kakaknya yang terlahir dalam bungkus, yang telah beberapa tahun belum juga dapat dibuka. Abiyasa mengatakan kepada Arjuna bahwa saudaranya sedang menjalani kamarnya, ia akan lahir menjadi satria utama, dan akan mendapat wahyu jati. 

Keadaan tidak bisa dipecahkannya bungkus yang menyelimuti anak Pandu dan Kunthi tersebut telah menyebabkan adanya kegoncangan di dunia yang terasa pengaruhnya sampai di kahyangan. Untuk menghentikan kegoncangan itu Batara Guru menyuruh Gajahsena, anaknya yang berupa gajah, memecah bungkus yang akan melahirkan Manusia Sejati. 

Pintu Akherat

Tidak seperti biasa, hari itu Baginda raja Harun Al Rasyid, tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak. Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata.

Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu. "Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?"

Jumat, 14 Desember 2012

Cerpen Kedua Entropolitan

Cerpen Kedua Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan.

Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan .

Cerpen Pertama Entropolitan

Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan.

Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan Ini berisi cerpen satu entropolitan .