Suatu malam, saat bulan sedang purnama, si MUMUN berkumpul dengan beberapa temannya. Mereka sedang bermain bersama menikmati indahnya bulan purnama.
Saat mereka asyik bermain, tiba-tiba si MUMUN bertanya kepada teman-temannya, “Menurut kalian, manakah yang lebih penting? Bulan atau Matahari?“
Dengan spontan salah seorang temannya menjawab, “Tentu saja tidak ada yang lebih penting diantara keduanya. Keduanya sama-sama pentingnya bagi kehidupan kita.“
Dengan spontan salah seorang temannya menjawab, “Tentu saja tidak ada yang lebih penting diantara keduanya. Keduanya sama-sama pentingnya bagi kehidupan kita.“
“Kalau menurutku,“ kata si MUMUN, “Bulan lebih penting dari matahari. Karena, malam hari keadaannya gelap. Dan ketika muncul bulan seperti sekarang ini, malam menjadi terang. Kita pun akhirnya bisa bermain bersama seperti saat ini. Kehadiran bulan dimalam hari sangat penting artinya. Sedangkan siang hari keadaannya sudah terang. Jadi menurutku kehadiran matahari tidak begitu penting. Coba kalo matahari muncul di malam hari. Tentu akan lebih bermanfaat bagi kita.“
Karena si MUMUN memberi alasan yang demikian, teman-temannya lantas tertawa.
Menyadari bahwa teman-temannya menertawakan alasannya, maka buru-buru si MUMUN kembali berkata, “Tapi, siang dan malam sebenarnya sama-saja. Meskipun malam hari gelap, itu tidak akan ada masalah bagiku. Karena dari dulu, aku bisa berjalan dalam gelap. Jadi tidak perlu kita mempermasalahkan perbedaan antara siang hari yang terang dan malam hari yang gelap.“
Salah seorang teman si MUMUN kemudian bertanya, “Jika memang kamu bisa berjalan dalam kegelapan seperti katamu. Kenapa pada saat malam hari yang gelap, sering kulihat kamu berjalan dengan membawa lampu senter?“
“Ohh. Itu…..,“ jawab si MUMUN, “Sebenarnya itu kulakukan agar orang lain bisa melihatku saat aku berjalan didalam gelap. Lampu senter itu hanya sebagai tanda bahwa aku sedang berada dijalan, agar orang lain tidak lantas menabrakku.“
Disadur dari kisah Nasrudin Hoja.
0 komentar:
Posting Komentar